Kamis, 31 Mei 2012

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Implementasi Perkembangan Pranatal Pada Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

        A. Latar Belakang Masalah
Secara biologis hidup manusia dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, tetapi mungkin masih merupakan tanda tanya yang tidak diketahui pada masa akan datang, apakah perkembangan psikologis dimulai saat konsepsi. Menurut pendapat aliran homoculus, dalam abad pertengahan mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu konsepsi. Aliran diatas maka pada waktu konsepsi semua telah ada dalam bentuk teramat kecil hingga seakan akan hanya dapat dilihat melalui suatu mikroskop. Perubahan-perubahan yang terjadi hanyalah bersifat kuantitatif. Pendapat ini tercermin pada lukisan-lukisan kuno yang menggambarkan anak-anak dengan wajah tua dan pakaian orang dewasa mereka dianggap sebagai oarang dewasa dalam bentuk kecil. (P.J. Monks, 2004 : 45)
Pada waktu sekarang kita lebih cenderung untuk menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan mulai dapat bergerak atau bereaksi terhadap rangsang luar namun pada kenyatannya reaksi terhadap rangsangan telah dimulai sejak awal. Hal ini ditunjukan bahwa janin yang berusia 1 bulan sudah bisa mengadakan reaksi, tingkah laku spontan atau tingkah laku berulang seperti menghisap ibu jari. Oleh karena itu pendidikan pranatal pada saat periode pranatal sangat penting untuk perkemabangan  psikologis janin.
Secara garis besar proses kehidupan pranatal dimulai dengan bersatunya sel kelamin pria dengan sel kelamin perempuan. Menurut biologi hasil persatuan dua sel kelamin antara laki-lakin dan perempuan disebut zigot, zigot ini mempunyai 23 pasang kromosom atau pembawa sifat keturunan yang berasal dari spermatozoon 23 pasang kromosom dan ovum juga 23 kromosom. Sel kelamin tersebut baik spermatozoon maupun ovum dengan 23 kromosom atau n kromosom bersifat haploid sedangkan zigot dengan 23 pasang kromosom atau 2 n kromosom bersifat diploid. Kromosom dibedakan atas 2 tipe yaitu tipe kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin disebut autosom dan kromosom yang menentukan jenis kelamin individu disebut kromosom kelamin. Kromosom kelamin ada 2 macam yaitu kromocom X dan kromosom Y. Zigot calon manusia laki-laki mempunyai autosom 22 pasang dengan sepasang kromosom kelamin XY sedangkan Zigot calon manusia permempuan mempunyai 22 pasang autoso dan sepasang kromosom kelamin XX. Seperti di sajikan pada tabel berikut
                                  Ibu 44 autosom + XX


Ayah 44 autosom + XY
22 autosom + X ( ovum)
22 autosom + X (ovum)
22 autosom + Y (andro spermium)
22 pasang autosom + XY anak laki-laki
22 pasang autosom + XY anak laki-laki
22 autosom + X (gino spermium)
22 pasang autosom + XX anak perempuan
22 pasang autosom + XX anak perempuan

Demikian sedikit gambaran individu mendapat kromosom dari orang tuanya. Setelah itu akan membentuk zigot yang kemudian akan menjadi embrio. Menurut Hurlock,E.B,1993:36 menjelaskan bahwa pada akhir bulan kedua pranatal berat embrio rata-rata 1,25 ons dan dengan panjang 1,50 inci setelah periode embrio periode terakhir pada pranatal disebut periode janin, terjadi pada akhir bulan kedua sampai lahir. Selam bulan kedua, ketiga, dan keempat jumlah sel-sel syaraf meningkat sangat pesat, hal ini bergantung pada kondisi ibu yang mengandung. Untuk itu ibu yang mengandung harus berhati-hati karena akan berbahaya bagi kondisi janin. Berikut bahaya fisik yang umum terjadi selama pranatal menurut, Hurlock (1993:41) yaitu:
1.      Zigot dapat mati kelaparan karena sedikit sekali adanya kuning telur sehingga zigot kurang makanan sebelum dapat menempel pada dinding rahim.
2.      Implantasi tidak dapat terjadi karena dinding rahim belum siap menerima zigot sehingga dapat terjadi kegugurn kalau ibu jatuh atau terlarut emosi,kurang gizi,kekurangan vitamin, gangguan kelenjar,pnemonia,diabetes.
3.      Embrio keracunan alkhol, keracunan rokok, obat-obatan tertentu, malnutrii, avitminosis serta ibu yang mengandung yang menderita penyakit diabetes, penyakit cacar dapat mengganggu perkembangan embrio khususnya otak embrio sehingga dapat menyebabkan anak menjadi bodoh atau cacat.



B.     Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah pada periode pranatal maka dapat diambil suatu rumusan masalah seperti berikut :

1.      Apa bentuk penyimpangan- penyimpangan pada periode pranatal?
2.      Apa pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan?
3.      Bagaimana implementasi pendidikan prenatal yang di lakukan orang tua terhadap janinnya?

C.     Tujuan

Pendidikan pranatal ini bertujuan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada periode pranatal, yang terbukti berpengaruh pada perkembangan psikologis janin, dan dampak psikogis setelah dilahirkan. Diharapkan para orang tua sadar akan pentingnya pendidikan pranatal untuk disiapkan.




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Penyimpangan pada Periode Pranatal

Prenatal, secara etimologi berasal dari kata pre yang berarti sebelum dan natal berarti lahir, jadi prenatal berarti sebelum melahirkan atau keadaan sebelum kelahiran (Echols dan Shadily, 1989 : 444). Masa pranatal merupakan masa yang masih sangat rentan sehingga tidak sedikit kemungkinan ibu yang lemah kandungannya akan mengalami keguguran hal itu juga disebabkan oleh keracunan alkohol, rokok, obat-obatan yang bersifat keras. Bentuk-bentuk penyimpangan pada periode banyak bentuknya, misalnya
a.       Penyimpangan genetis
Salah satu bentuk penyimpangan kromosom yang banyak di kenal masyarakat downsyindrom.. Penyakit ini terjadi karena kelainan kromosom 21 yang ada 3 sedangkan seharusnya ada dua. Ciri-ciri dari penderita kelainan ini ekspresi muka yang khas seperti orang mongol dan keterbelakanganmental dalam perkembangan. Dalamsebuah penelitian ditemukan adanya hubungan antara usia ibu dan downsyndrome yaitu jika ibu pada waktu melahirkan antara usia 35-39 tahun maka bisa terjadi kemungkinan melahairkan anak downsyindom 1 berbanding 280 sedangkan ibu diatas usia 45 tahun kemungkinannya berbanding 50 (Bee, 1994, h. 60). Dalam kaitannya penyimpangan genetis ada juga anormali dalam ksomosom seks yaitu X-syndrome yang rapuh serta defek gene yang tunggal. Hal tersebut jika tidak diperhatikan maka akan berdampak pada masa sesudah dilahirkan yaitu timbulnya cacat-cacat dalam kecerdasa. Anomali merupakan bentuk penyimpangan yang tidak dapat dideteksi sebelum anak dilahirkan.
b.      Penyimpangan perkembangan sebelum dilahirkan
Ibu yang sakit akan memberikan efek tidak baik pada perkembangan embrio, seperti penyakit campak, AIDS, cytomegalovirus. Diantara ketiga penyakit tersebut AIDS merupakan penyakit yang banyak menginfeksi ibu hamil tetapi dapat pula diketemukan bahwa tidak semua anak yang lahir dari ibu penderita HIV dapat tertular penyakitnya. Menurut Bee (1994) ada kurang lebih 3000 anak yang terkena virus HIV. Selain HIV juga ada infeksi virus sitomegali yang dapat menyebabkan tuli dan retardasi dalam perkembangan kecerdasan ( Bee, 1994, hal. 65). Dalam kaitannya pemakain obat-obatan pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada janin yang dikandungya, selain obat juga kebiasaaan merokok dan minum-minuman keras walaupun dalam jumlah sedikit. Dalam sebuah penelitian bahwaanak yang lahir dari ibu yang peminum pada umumnya mempunyai lingkar otak lebih kecil dan mempunyai penyakit otak serta muka nampak membengkak. Selain infeksi oleh virus, sinar rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku postnatal yaitu tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif. Menurut penelitian akibat dari penyinaran terdapat  sebuah hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu fihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan yaitu makin banyak dosis penyinaran makin buruk akibatnya.
c.       Ketegangan emosional
Menurut penelitian bahwa wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus paling aktif, hal ini diakibatkan oleh ketegangan emosi para ibu hamil misalnya pada suatu kasus ancaman pembunuhan oleh suami, kecelakaan lalu lintas dengan akibat serius. Fetus yang baik pada saat dilahirkan mempunyai berat badan yang kurang serta menunjukan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957-1958) di temukan bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral, misalnya kelainan yang disebut mongolismus atau downsyindrome yang dihubungkan pada ketegangan psikis dua bulan pertama tetapi jika ketegangan terjadi pada periode fetal pada saat sesudah bulan kedua maka terjadi apa yang dimaksud sindrom nafsu terhambat yaitu terjadi sedikit aktivitas, sedikit spontanitas, dan apatis.
2.      Pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan
Pengaruh pranatal pada tingkah laku sesudah dilahirkan mendapat banyak 4perhatian para ahli psikologi perkembangan, banyak pula pendapat dan dugaan mengenai masalah tersebut, namun belum ada data yang eksak mengenai hal itu. Salah satu studi yang baik mengenai perkembangan pranatal adalah tulisan Joffe (1969). Lebih dari dua pertiga penelitian Joffe dilakukan terhadap perkembangan hewan.
Telah dikemukakan dimuka bahwa perkembangan biologis manusia terjadi pada saat konsepsi, yaitu pada waktu sel sperma dan ovum lebur menjadi satu. Fase pranatal dibedakan menjadi tiga fase : (1) fase germinal : waktu 2 minggu pertama, (2) fase embrional : waktu 6-8 minggu berikutnya, dan (3) fase fetal : muli minggu ke 8 smpai saat dilahirkan. Waktu kehamilan berlangsung biasanya selama 270 hari atau kurang lebih 40 minggu sesudah hai pertama menstruasi berakhir.
Menurut definisi World Health Organization (WHO,1961) sebutan pra-maturitas atau prematurity dikenakan pada bayi bila berat badan pada waktu dilahirkan kurang dari 2500 gram dan periode kehamilan kurang dari 37  minggu. Pra-maturitas banyak dipandang sebagai salah satu sebab gangguan tingkah laku, meskipun masih banyak pendapat yang simpang siur. Untuk mudahnya pengaruh pranatal tersebut dibedakan antara (1) penngaruh lingkungan (faktor ekstern, ketegangan, kebiasaan subyektif, ketegangan emosi, takhayul) dan (2) sikap ibu.
Dalam hubungan dengan pengaruh pranatal (sebelum dilahirkan), pra-natal (pada waktu dilahirkan), dan post-natal (sesudah dilahirkan) terdapat banyak pendapat dan dugaan. Publikasi Joffes pada tahun 1969 dianggap sebagai hal yang sangat penting dalam penelitian keadaan pra-natal, meskipun banyak mendasarkan dari pada penelitian terhadap hewan.
Perkembangan yang menyimpang pada masa pra-natal dapat dibedakan dalam dua kelompok yang besar, yaitu penyimpangan genetis dan penyimpangan dalam perkembangan. Kesalahan atau penyimpangan genetis timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan genetis timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan pra-natal dapat terjadi setiap saat sesudah konsepsi.


3. Implementasi pendidikan pranatal
Melihat bentuk-bentuk penyimpangan dan pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan maka dapat diambil suatu tindakan preventif, misalnya virus campak bisa di cegah dengan memberi suntikan antivirus campak sehingga tidak akan berbahaya lagi. Selain itu harus secara ruti memeriksakan kandungnnya ke dokter atau bidan terdekat agar dapat mengontrol perkembangan janin. Selain itu sekrang ada pendidikan pranatal yaitu baby plus, merupakan sebuah sistem pendidikan auditori bagi bayi yang masih berda didalam kandungan yang terdiri dari 16 seri pembelajaran yang menggunakan suara alami mirip detak jantung ibu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Brent Logan, pelajaran auditori baby plus khusus dirancang untuk menegenalkan bayi kapada proses pembelajaran yang bertahap berdasarkan satu-satunya bahasa yang dapat dipahami oleh bayi sebelum dilahirkan yaitu bahasa detak jantung.


BAB III
PENUTUP


               Bahwa pendidikan pranatal sangat diperlukan untuk menyiapkan anak kita sesudah dilahirkan agar tidak terjadi suatu ketegangan. Dijaman yang sudah modern ini kita sebagai calon orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk calon anak kita sejak awal konsepsi agar anak yang dilahirkan dapat sesuai yang diharapkan walaupun kesempurnaan hanya milik yang kuasa. Masa pranatal merupakan masa yang rentan karena dimasa itu mulai terbentuknya calon manusia yang utuh secara fisik untuk itu agar orang tua menjaga pola makan, ketegangan emosi, dan kesehatan agar pada ketika dilahirkan tidak terjadi apa-apa pada diri sang anak.



DAFTAR PUSTAKA

Izzati, Eka Rita, dkk. Perkembangan Peserta Didik. 2008. UNY Press : Yogyakarta.

Monks, F.J, dkk.  Psikologi Perkembangan. 2004. GADJAH MADA UNIVERSITY Press : Yogyakarta

www.Sekolah Khusus Bayi dalam Kandungan - BabyPlus® Prenatal Education System.htm.com. Diakses pada hari Kamis Tanggal 27 Oktober 2011 Pukul 16.00 WIB.
www.pendidikan-pralahir-prenatal-education181.php.htm.com. Diakses pada hari Kamis Tanggal 27 Oktober 2011 Pukul 16.05 WIB


















Rabu, 30 Mei 2012

DOWNLOAD FILE

Selasa, 08 Mei 2012

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


TK KARTINI KARANGGAYAM







PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA SISWA CARA BELAJAR SISWA AKTIF

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Cara belajar yang menyenangkan secara utuh dan menyeluruh bergantung dengan cara yang terstruktur  kaku, rutin dan membosankan karena terpotong-potong informasi yang mereka peroleh. Anak jadi tidak puas dan malas belajar. Anak pun jadi tidak suka belajar, dia bersekolah hanya karena harus pergi sekolah. Dia belajar dan mengerjkan berbagai tumpukan tugas untuk memenuhi perintah guru dan menyenangkan hati orang tuanya. Tegasnya, “anak-anak belajar hanya untuk sekolah”.
Ketika suasana belajar yang tidak menyenangkan ini terjadi, banyak guru hilangkesabaran kemudian menegur, memarahi, bahkan ada yang menghukum anak secara fisik. Padahal suatu proses belajar yang baik haruslah menyenangkan, mampu melibatkan unsur affective-sebuah perasaan yang terpusat pada hati sanubari anak sehingga anak terundang untuk berbuat atau  berprilaku (behavior) patut sebagai anak dengan mengasyikkan. Cara demikianlah yang akan dapat menyentuh unsur kecerdasaan yang juga beragam bukan hanya unsur kognitif semata yang diistilahkan sebagai kecerdasaan beragam (multiple intelligences). Inilah yang akan mencerdaskan dan menguatkan anak-anak kita sebagai siswa pembelajar di sekolah. Jika anak suka belajar, ia akan cinta belajar. Jika ia cinta belajar, pastilah ia akan bisa bukan harus bisa.
Perasaan suka yang dimiliki anak akan mendorong mereka untuk mencari sehingga mereka merasa asyik untuk dapat menemukan sesuatu dengan semangat pantang menyerah. Mereka menjadi cerdas karena ketrampilan proses yang mereka jalani sehingga akhirnya pembelajaran menjadi kuat dalam mendidik mereka berprilaku sebagai anak manusia.
1.      Menyenangkan
Menyenangkan terkait dengan aspek afektif (perasaan). Guru harus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru harus bersikap ramah, suka tersenyum, berkomunikasi dengan santun dan patut, adil terhadap semua siswa, serta sabar.

2.      Mengasyikkan
Mengasyikkan terkait dengan prilaku ( learning to do). Guru hendaknya dapat mengundang dan mencelupkan anak pada suatu kegiatan pembelajaran yang disukai dan menantang sehingga mereka asyik. Untuk itu guru mesti dapat menciptakan kegiatan-kegiatan belajar yang kreatif melalui tema menarik yang dekat dengan kehidupan anak. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi-materi pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus oleh guru.
3.       Mencerdaskan
Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif melainkan juga terkait dengan “ kecerdasan beragam” (multiple intelligences). Pemberdayaan otak kiri dan otak kanan harus dicermati dalam proses pembelajaran. Piliham tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya berpikir, melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjaadi tanggung jawabnya. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru mengalirkan pendidikan normative ke dalam mata pelajaran sehingga adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen pendidikan kecakapan hidup (general life skill) yang tengah bergulir saat ini dalam dunia pendidikan kita.
4.      Menguatkan
Menguatkan terkait dengan aspek proses peroleham 3 M diatas. Jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh melainkan juga” mekarnya kepribadian anak”. Inilah yang akan menguatkan mereka sebagai individu pembelajar. Anak-anak yang memiliki pribadi yang kuat inilah yang sedang diharapkan bangsa kita dapat keluar dari berbagai kemelut multidimensi dan dapat menyongsong era globalilsasi.

B.     Identifikasi Masalah
Masalah pendidikan di negeri ini pada umumnya banyak disebabkan kurang pedulinya orang orang dewasa pada pendidikan. Orang dewasa hanya asyik dengan diri mereka sendiri. Para pemimpin, guru dan orang tua hanya sibuk dengan diri mereka. Negeri ini kurang mencintai anak-anak.
Masalah diseputar pendidikan disebabkan masalah anak sebagai anak manusia diselesaikan dengan beragam kepentingan orang-orang dewasa.
Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang melibatkan emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau anipati, adalah dimensi-dimensi emosional yang turut terlibat dalam belajar itu. “Membenci kejahatan dan mencintai perdamaian” tidak hanya dipahamai secara intelektual, tetapi juga dihayati secara emosional.
Kegiatan fisik, seperti menulis, mengatur, meragakan, dan sebagainya juga terlibat. Belajar menyetir, membuat bangunan, mengetik adalah contoh-contoh bahwa aktivitas fisik itu mempunyai peranan penting. Semua kegiatan inilah yang dimaksud dengan istilah aktif dalam CBSA, sehingga CBSA adalah cara mengajar dengan melibatkan aktivitas siswa secara maksimal dalam proses belajar baik kegiatan mental intelaktual, kegiatan emosional, maupun kegiatan fisik secara terpadu.
Menurut Conny Semiawan, CBSA selalu dihadapkan kepada isi atau pesan yang terarah pada tujuan tertentu. Karena itu, menurut beliau “CBSA yang dipraktikkan adalah cara  belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan”. Ketrampilan memproseskan perolehan pada siswa meliputi ketrampilan-ketrampilan : mengamati atau mengobservasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variable, menafsirkan data, menyusun kesimpulan, membuat prediksi, menerapkan dan mengkomunikasikan.

C.    Rumusan Masalah
1.      Pengertian CBSA?
2.      Prinsip-prinsip CBSA?
3.      Modus kegiatan belajar?


D.    Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Siswa live-in di dalam proses belajar-mengajar sehingga mereka menikmati pengalaman belajar itu dengan asyik.
2.      Kegiatan belajar belajar secara antusias
3.      Ada rasa kepenasaran di ikuti dengan sikap on the task

E.     Kajian Pustaka
       Menurut Conny Semiawan, CBSA selalu dihadapkan kepada isi atau pesan yang terarah pada tujuan tertentu. Karena itu menurut beliau “CBSA yang di praktikkan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan”. Setiap proses pembelajaran pasti menampakan keaktifan orang yang belajar. Pernyataan ini tidak dapat di tolak kebenarannya. Adanya kenyataan ini menyebabkan sulitnya mendefinisikan pengertian CBSA secara tepat. Kepastian adanya keaktifan siswa dalam setiap proses  pembelajaran memberikan kepastian bahwa pendekatan CBSA bukanlah suatu hal yang kotomis. Hal ini berarti setiap peristiwa pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dapat dipastikan adanya penerapan pendekatan CBSA dan tidak mungkin terjadi penerapan pendekatan CBSA dalam peristiwa pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian CBSA
Pengertian CBSA dapat kita telusuri dalam kegiatan belajar-mengajar. Pemahaman terhadap mengajar ditentukan oleh presepsi guru terhadap belajar. Kalau belajar dianggap sebagai usaha untuk memperoleh informasi , maka mengajat adalah memberi informasi. Kalau belajar adalah untuk memperoleh suatu ketrampilan, maka mengajar adalah melatih ketrampilan. Konsep belajar-mengajar dalam pemahaman seperti itu kurang mendapat tempat bagi CBSA. Seperti telah disebutkan sebelumnya, peserta didik merupakan seorang peneliti yang mengamati lingkungan sekitarnya. Belajar dalam pengertian ini adalah kegiatan untuk mengolah informasi, dengan demikian, mengajar adalah usaha untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.

B.     Prinsip-prinsip CBSA
1.      Prinsip motivasi, dimana guru berperan sebagai motivator yang merangsang dan membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam proses belajar-mengajar.
2.      Prinsip latar atau konteks, yaitu prinsip keterhubungan bahan baru dengan apa yang telah diperoleh siswa sebelumnya
3.      Prinsip keterarahan yaitu adanya pola pengajaran yang menghubung-hubungkan seluruh aspek pengajaran
4.      Prinsip belajar sambil bekerja yaitu mengintegrasikan pengalamn dengan kegiatan fisik dan pengalaman dengan kegiatan intelektual
5.      Prinsip perbedaan perorangan yaitu kenyataan bahwa ada perbedaan-perbedaan tertentu diantara setiap siswa sehingga mereka tidak diperlakukan secara klasikal
6.      Prinsip menemukan yaitu membiarkan sendiri siswa menemukan informasi yang dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari guru
7.      Prinsip pemecahan masalah yaitu mengarahkan siswa untuk peka pada masalah dan mempunyai keterampilan untuk mampu menyelesaikannya.


C.     Modus Kegiatan Belajar
Modus kegiatan belajar digolongkan dalam 3 teori, yaitu
1.      Belajar reseptif (menerima).
Merupakan usaha untuk menerima informasi, mengolah informasi dan mengkaji informasi. Aktivitas belajar yang dominan dalam modus ialah mendengar, memperhatikan, mengamati, dan mengakaji.
2.      Belajar dengan kemapuan terpimpin yaitu terarah pada usaha menemukan konsep atau prosedur atau prinsip dibawah bimbinagan guru
3.      Belajar dengan penemuan mandiri
Yaitu berusaha menemukan sendiri tanpa bimbingan langsung dari guru. Pada umumnya modus belajar ini merupakan pengembangan dari belajar reseptif dan belajar dengan penemuan terpimpin.






BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
                   Cara belajar siswa aktif tidak berarti cara mengajar guru pasif, tidak berarti juga bahwa apabila siswa belajar secara aktif maka guru pasif. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat disamakan dengan permaianan jungkat jungkit. Kualitas interaksi belajar mengajar tergantung pada intensi kegiatan mengajar guru dan intensi belajar siswa. Walaupun guru mempunyai intensi mengajar yang cukup tinggi tetapi kalau siswa tidak menyambutnya dengan intensi belajar yang paling sedikit memadai maka usaha pendidikan menjadi gagal samasekali.
SARAN
            Cara belajar siswa aktif perlu dikembangkan karena menjadikan siswa aktif melalui kegiatan-kegiatan yang membangun kerja baik individu maupun kelompok agar siswa lebih aktif dalam semua pelajaran. Didalam cara belajar siswa aktif  kegiatan belajar harus selalu melibatkan siswa seperti mempraktikkan ketrampilan, mengajukan pertanyaan,  dan mendorong siswa untuk mengajar teman-temannya. Sebaiknya didalam pembelajaran siswa aktif guru tidak berlebihan apabila mempelajari dan menerapkannya dalam praktik pembelajaran.

Daftar Pustaka
Dimyati,dkk. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT ASDI Mahasatya

Rosjidan, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran.Malang: Universitas Negeri Malang
http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/prinsip-prinsip-cara-belajar-stswa.html. Diakses pada hari Selasa Tanggal 25 Oktober 2011 Pukul 16.00 WIB

http://www.scribd.com/doc/2466850/Strategi-Belajar-Mengajar. Diakses pada hari Selasa Tanggal 25 Oktober 2011 Pukul 16.05 WIB

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2013541-101-cara-belajar-siswa-aktif/#ixzz1fEhaShvX. Diakses pada hari Selasa Tanggal 25 Oktober 2011 Pukul 16.07 WIB












PENGEMBANGAN PROGRAM PLS DI LAPAS ANAK JAWA TENGAH MELALUI PROGRAM KEJAR PAKET A DAN C SERTA PROGRAM KEAHLIAN

Pengembangan Program PLS di LAPAS Anak Jawa Tengah melalui program kejar paket A dan C serta program keahlian
A.    Deskripsi Pengantar
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Jawa Tengah (Jateng) dan DIY menjalin kerjasama dengan 13 lembaga pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan perorangan untuk membimbing anak-anak didik yang menghuni LAPAS di purworejo. Menurut Rasyid Adjam yaitu selaku kepala lapas anak di Kutoarjo, kesalahan anak hingga masuk ke ranah peradilan tidak semata-mata kesalahan anak, hal tersebut juga merupakan kesalahan orang tua yang gagal mensosialisasikan norma-norma terhadap anak. Dari berbagai dialog dengan para anak didik , menurut Rasyid Adjam, rata-rata kesalahan yang mereka lakukan adalah khilaf yaitu mereka terjebak pada kekhilafan sehingga kita sebagai orang yang ada disekitar anak-anak tersebut harus bersama-sama memberikan perhatian pada mereka dengan cara memberikan perlindungan, dan memberikan bimbingan agar mereka tidak kehilangan masa depan.
Di dalam lapas tercermin kondisi seperti ini bahwa sebanyak 84 anak penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Purworejo Jawa Tengah yang tepatnya di kutoarjo kondisinya memprihatinkan. Para napi anak itu tidur berdesakan di atas lantai penjara hanya beralaskan tikar. Kondisi memprihatinkan tersebut diungkapkan salah satu anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Anik Amikawati. Beliau mengungkapkan bahwa  separo dari 84 narapidana anak-anak usia 10 tahun hingga 17 tahun tidur di lantai penjara beralaskan tikar. Sebagian memang tidur di atas kasur busa tipis. Satu kamar tahanan ukuran dua kali lima meter dihuni tujuh hingga 10 anak dan mereka terpaksa tidur berdesak-desakkan. Kondisi memprihatinkan lainnya adalah penjara itu tidak mempunyai lembaga pendidikan yang bisa mendidik para narapidana anak. Dari usianya, mereka jelas berpendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA. Di penjara itu yang ada pendidikan luar sekolah Kejar Paket B atau setara SMP. Narapidana usia SD dan SMA tidak mendapatkan pendidikan yang sepadan. Dari 84 narapidana itu, 80 laki-laki dan empat perempuan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dua provinsi itu memang baru memiliki satu penjara anak-anak di Purworejo. Gedung penjara yang dibangun sekitar tahun 1819 itu pun warisan pemerintah kolonial Belanda yang dulu berfungsi sebagai rumah tahanan dewasa. Sekitar 50% napi anak ini terlibat kasus tindak asusila seperti pemerkosaan dan pencabulan. Kasus lain adalah pencurian ringan, pencurian berat dengan kekerasan, dan pembunuhan.
Mengenai konsep terhadap perlindungan anak yaitu tertuang dalam UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yaitu
a.       Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan  
tiap-tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia
b.      Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya
c.       Bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-
cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan
d.      Bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi
e.       Bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya
f.       Bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak
g.      Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, e, dan f perlu ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan Anak
Program pengembangan yang akan dilakukan yaitu dengan menambahkan program kejar paket A dan C yang belum ada di LAPAS anak tersebut karena melihat usia anak-anak yang menghuni LAPAS antara 10 hingga 17 tahun yang seharusnya mengennyam pendidikan SD, SMP dan SMA selain itu akan bekerja sama dengan LPK untuk membantu anak-anak tersebut agar dapat mengembangkan kreativitasnya.
B.     Analisis Diagnostik
Dengan melihat kondisi yang diuraikan seperti diatas maka dapat analisis SWOT  dapat dianalisis sebagai berikut:
S: Dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh anak didik pada
     LAPAS untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki setiap peserta
     didik
W: Anak-anak penghuni LAPAS yang disekolahkan hanya pada anak
      tingkat SMP sehingga membuat anak yang seharusnya sekolah
     ditingkat SD dan SMA tidak mengennyam pendidikan oleh karena itu
      pengadaan program paket A dan C akan sangat bermanfaat bagi anak
     didik yang menghuni LAPAS
 O: Selain proses rehabilitasi, disisi lain juga dengan mengisi waktu luang
      yaitu melalui penyaluran  keahlian yang dimiliki peserta didik maka
      dikembangkan kreativitasnya melalui bantuan LPK
T: Proses rehabilitasi tersebut mempunyai tantangan apakah ukuran
     keberhasihasilan dari rehabilitasi itu berhasil atau tidak yaitu dengan
     melihat apakah anak-anak tersebut bisa sembuh total atau jera sehingga
     tidak mau mengulanginya lagi atau anak tersebut akan semakin nakal
     setelah proses rehabilitasi      
Strategi yang dipakai untuk mengembangkan program yaitu dengan mengurangi kelemahan untuk meraih kesempatan. Kelemahan yang ada dikurangi sehingga dapat tertutupi yaitu dengan mendayagunakan anak-anak yang menghuni LAPAS sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya untuk dapat menyesuaikan diri setelah keluar dari rehabilitas
C.     Isu strategis yaitu berkaitan dengan persoalan yang mendesak adanya pemecahan masalah, hal tersebut dapat dilihat melalui kondisi LAPAS sehingga perlu diadakan hubungan kerjasama dengan lembaga pelatihan untuk mengembangkan kreativitas anak-anak penghuni lembaga pemasyarakatan tersebut dan penyelenggaraan program kejar paket A dan C agar bisa membantu anak-anak penghuni LAPAS untuk mengennyam pendidikan seperti anak-anak lainnya.
D.    Tujuan dari inovasi yang dilakukan melalui pengembangan program PLS di lembaga pemasyarakatan anak yaitu diharapkan:
a.       Agar masyarakat tidak memandang sebelah mata anak-anak tersebut setelah bebas dari rehabilitas
b.      Agar ketrampilan yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi mereka setelah selesai rehabilitas
c.       Agar anak-anak tersebut tidak tertinggal pelajaran disekolah sehingga mempunyai kesempatan seperti anak-anak pada umumnya
Selain tujuan umum yang diuraikan seperti diatas juga diharapkan tujuan sebagai berikut:
a.       Peningkatan aksesbilitas
Maksudnya bahwa program yang diadakan pada lembaga pemasyarakatan anak merupakan salah satu bentuk layanan khusus yang dapat dijangkau anak-anak penghuni LAPAS karena penyelenggaraannya dilakukan pada lembaga tersebut
b.      Peningkatan akuntabilitas
Maksudnya bahwa program tersebut diadakan untuk menyelesaikan masalah yang ada yaitu tidak adanya program paket A dan C untuk memenuhi pendidikan anak-anak penghuni LAPAS karena hanya disediakan program kejar pake B saja yang setara dengan SMP, selain itu program yang dilaksankan diharapkan terus berlanjut dan tidak berhenti pada satu periode saja agar program tersebut terus berjalan.
E.     Indikator keberhasilan atas program yang dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a. Indikator keberhasilan output yang dicapai yaitu mampu melaksanakan
    program pelatihan agar para lulusan LAPAS dapat menerapkan dan
    menggunakan untuk kehidupannya kelak
b. Indikator outcomes yang dicapai yaitu mampu menerapkan dalam
     kehidupan mereka setelah bebas sehingga mereka dapat memenuhi
     kebutuhan hidupnya
F.      Pendekatan pengembangan
Pendekatan pengembangan yaitu menggunakan pendekatan sosial action karena disini semua partisipatoris-deliberatif yaitu pelaksana program,pengelola dan penghuni LAPAs ikut terjun langsung dalam lapangan. Ciri-ciri dari pendekatam pengembangan social action yaitu berdampak nyata, menghasilkan perbaikan pada settimh tertentu, dilakukannya evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan, merefleksikannya lalu memperbaiki program tersebut agar lebih sempurna
G.    Strategi pencapaian tujuan dengan menggunakan strategi integrasi karena dengan integrasi program yang dilaksankan lebih mantap lagi. Melihat program yang diadakan adalah kejar paket A, B dan C maka program tersebut di integrasikat ketingkat yang lebih tinggi. Krgiatan tersebut dialakukan agar para lulusan dari LAPAS tersebut dapat diaku ijazahnya untuk melamar pekerjaan ataupun mendaftar pada perguruan tinggi.





H.    Agenda Kegiatan
Agenda kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut
Hari
Jam
Kegiatan
Senin
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-12.00
12.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket A
ISOMA
Program kejar paket A
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Selasa
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-12.00
12.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket B
ISOMA
Program kejar paket B
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Rabu
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-12.00
12.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket C
ISOMA
Program kejar paket C
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Kamis
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-12.00
12.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket A
ISOMA
Program kejar paket A
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Jumat
04.00
04.00-04.15
04.15-04.30
04.30-05.00
05.00-05.30
05.30-06.00
06.00-09.00
09.00-11.00
11.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket B
ISOMA
Program kejar paket B
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Sabtu
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-12.00
12.00-12.30
12.30-15.00
15.00-15.30
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Program kejar paket C
ISOMA
Program kejar paket C
Istirahat
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat
Minggu
05.00
05.00 – 05.15
05.15-05.30
05.30-06.00
06.00-06.30
06.30-07.00
07.00-10.00
10.00-15.00
15.30-18.00
18.00-18.30
18.30-21.00
21.00-22.00
22.00-05.00
Bangun
Ibadah
Mandi
Bersih-bersih LAPAS
Sarapan pagi
Senam
Pembekalan kreativitas
Istirahat+makan siang
Pembuatan berbagai kerajinan
Istirahat+makan malam
Renungan(wajib)
Rapi-rapi
Istirahat









DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak


Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

......RISA.....