Kamis, 31 Mei 2012

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Implementasi Perkembangan Pranatal Pada Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

        A. Latar Belakang Masalah
Secara biologis hidup manusia dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, tetapi mungkin masih merupakan tanda tanya yang tidak diketahui pada masa akan datang, apakah perkembangan psikologis dimulai saat konsepsi. Menurut pendapat aliran homoculus, dalam abad pertengahan mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu konsepsi. Aliran diatas maka pada waktu konsepsi semua telah ada dalam bentuk teramat kecil hingga seakan akan hanya dapat dilihat melalui suatu mikroskop. Perubahan-perubahan yang terjadi hanyalah bersifat kuantitatif. Pendapat ini tercermin pada lukisan-lukisan kuno yang menggambarkan anak-anak dengan wajah tua dan pakaian orang dewasa mereka dianggap sebagai oarang dewasa dalam bentuk kecil. (P.J. Monks, 2004 : 45)
Pada waktu sekarang kita lebih cenderung untuk menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan mulai dapat bergerak atau bereaksi terhadap rangsang luar namun pada kenyatannya reaksi terhadap rangsangan telah dimulai sejak awal. Hal ini ditunjukan bahwa janin yang berusia 1 bulan sudah bisa mengadakan reaksi, tingkah laku spontan atau tingkah laku berulang seperti menghisap ibu jari. Oleh karena itu pendidikan pranatal pada saat periode pranatal sangat penting untuk perkemabangan  psikologis janin.
Secara garis besar proses kehidupan pranatal dimulai dengan bersatunya sel kelamin pria dengan sel kelamin perempuan. Menurut biologi hasil persatuan dua sel kelamin antara laki-lakin dan perempuan disebut zigot, zigot ini mempunyai 23 pasang kromosom atau pembawa sifat keturunan yang berasal dari spermatozoon 23 pasang kromosom dan ovum juga 23 kromosom. Sel kelamin tersebut baik spermatozoon maupun ovum dengan 23 kromosom atau n kromosom bersifat haploid sedangkan zigot dengan 23 pasang kromosom atau 2 n kromosom bersifat diploid. Kromosom dibedakan atas 2 tipe yaitu tipe kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin disebut autosom dan kromosom yang menentukan jenis kelamin individu disebut kromosom kelamin. Kromosom kelamin ada 2 macam yaitu kromocom X dan kromosom Y. Zigot calon manusia laki-laki mempunyai autosom 22 pasang dengan sepasang kromosom kelamin XY sedangkan Zigot calon manusia permempuan mempunyai 22 pasang autoso dan sepasang kromosom kelamin XX. Seperti di sajikan pada tabel berikut
                                  Ibu 44 autosom + XX


Ayah 44 autosom + XY
22 autosom + X ( ovum)
22 autosom + X (ovum)
22 autosom + Y (andro spermium)
22 pasang autosom + XY anak laki-laki
22 pasang autosom + XY anak laki-laki
22 autosom + X (gino spermium)
22 pasang autosom + XX anak perempuan
22 pasang autosom + XX anak perempuan

Demikian sedikit gambaran individu mendapat kromosom dari orang tuanya. Setelah itu akan membentuk zigot yang kemudian akan menjadi embrio. Menurut Hurlock,E.B,1993:36 menjelaskan bahwa pada akhir bulan kedua pranatal berat embrio rata-rata 1,25 ons dan dengan panjang 1,50 inci setelah periode embrio periode terakhir pada pranatal disebut periode janin, terjadi pada akhir bulan kedua sampai lahir. Selam bulan kedua, ketiga, dan keempat jumlah sel-sel syaraf meningkat sangat pesat, hal ini bergantung pada kondisi ibu yang mengandung. Untuk itu ibu yang mengandung harus berhati-hati karena akan berbahaya bagi kondisi janin. Berikut bahaya fisik yang umum terjadi selama pranatal menurut, Hurlock (1993:41) yaitu:
1.      Zigot dapat mati kelaparan karena sedikit sekali adanya kuning telur sehingga zigot kurang makanan sebelum dapat menempel pada dinding rahim.
2.      Implantasi tidak dapat terjadi karena dinding rahim belum siap menerima zigot sehingga dapat terjadi kegugurn kalau ibu jatuh atau terlarut emosi,kurang gizi,kekurangan vitamin, gangguan kelenjar,pnemonia,diabetes.
3.      Embrio keracunan alkhol, keracunan rokok, obat-obatan tertentu, malnutrii, avitminosis serta ibu yang mengandung yang menderita penyakit diabetes, penyakit cacar dapat mengganggu perkembangan embrio khususnya otak embrio sehingga dapat menyebabkan anak menjadi bodoh atau cacat.



B.     Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah pada periode pranatal maka dapat diambil suatu rumusan masalah seperti berikut :

1.      Apa bentuk penyimpangan- penyimpangan pada periode pranatal?
2.      Apa pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan?
3.      Bagaimana implementasi pendidikan prenatal yang di lakukan orang tua terhadap janinnya?

C.     Tujuan

Pendidikan pranatal ini bertujuan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada periode pranatal, yang terbukti berpengaruh pada perkembangan psikologis janin, dan dampak psikogis setelah dilahirkan. Diharapkan para orang tua sadar akan pentingnya pendidikan pranatal untuk disiapkan.




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Penyimpangan pada Periode Pranatal

Prenatal, secara etimologi berasal dari kata pre yang berarti sebelum dan natal berarti lahir, jadi prenatal berarti sebelum melahirkan atau keadaan sebelum kelahiran (Echols dan Shadily, 1989 : 444). Masa pranatal merupakan masa yang masih sangat rentan sehingga tidak sedikit kemungkinan ibu yang lemah kandungannya akan mengalami keguguran hal itu juga disebabkan oleh keracunan alkohol, rokok, obat-obatan yang bersifat keras. Bentuk-bentuk penyimpangan pada periode banyak bentuknya, misalnya
a.       Penyimpangan genetis
Salah satu bentuk penyimpangan kromosom yang banyak di kenal masyarakat downsyindrom.. Penyakit ini terjadi karena kelainan kromosom 21 yang ada 3 sedangkan seharusnya ada dua. Ciri-ciri dari penderita kelainan ini ekspresi muka yang khas seperti orang mongol dan keterbelakanganmental dalam perkembangan. Dalamsebuah penelitian ditemukan adanya hubungan antara usia ibu dan downsyndrome yaitu jika ibu pada waktu melahirkan antara usia 35-39 tahun maka bisa terjadi kemungkinan melahairkan anak downsyindom 1 berbanding 280 sedangkan ibu diatas usia 45 tahun kemungkinannya berbanding 50 (Bee, 1994, h. 60). Dalam kaitannya penyimpangan genetis ada juga anormali dalam ksomosom seks yaitu X-syndrome yang rapuh serta defek gene yang tunggal. Hal tersebut jika tidak diperhatikan maka akan berdampak pada masa sesudah dilahirkan yaitu timbulnya cacat-cacat dalam kecerdasa. Anomali merupakan bentuk penyimpangan yang tidak dapat dideteksi sebelum anak dilahirkan.
b.      Penyimpangan perkembangan sebelum dilahirkan
Ibu yang sakit akan memberikan efek tidak baik pada perkembangan embrio, seperti penyakit campak, AIDS, cytomegalovirus. Diantara ketiga penyakit tersebut AIDS merupakan penyakit yang banyak menginfeksi ibu hamil tetapi dapat pula diketemukan bahwa tidak semua anak yang lahir dari ibu penderita HIV dapat tertular penyakitnya. Menurut Bee (1994) ada kurang lebih 3000 anak yang terkena virus HIV. Selain HIV juga ada infeksi virus sitomegali yang dapat menyebabkan tuli dan retardasi dalam perkembangan kecerdasan ( Bee, 1994, hal. 65). Dalam kaitannya pemakain obat-obatan pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada janin yang dikandungya, selain obat juga kebiasaaan merokok dan minum-minuman keras walaupun dalam jumlah sedikit. Dalam sebuah penelitian bahwaanak yang lahir dari ibu yang peminum pada umumnya mempunyai lingkar otak lebih kecil dan mempunyai penyakit otak serta muka nampak membengkak. Selain infeksi oleh virus, sinar rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku postnatal yaitu tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif. Menurut penelitian akibat dari penyinaran terdapat  sebuah hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu fihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan yaitu makin banyak dosis penyinaran makin buruk akibatnya.
c.       Ketegangan emosional
Menurut penelitian bahwa wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus paling aktif, hal ini diakibatkan oleh ketegangan emosi para ibu hamil misalnya pada suatu kasus ancaman pembunuhan oleh suami, kecelakaan lalu lintas dengan akibat serius. Fetus yang baik pada saat dilahirkan mempunyai berat badan yang kurang serta menunjukan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957-1958) di temukan bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral, misalnya kelainan yang disebut mongolismus atau downsyindrome yang dihubungkan pada ketegangan psikis dua bulan pertama tetapi jika ketegangan terjadi pada periode fetal pada saat sesudah bulan kedua maka terjadi apa yang dimaksud sindrom nafsu terhambat yaitu terjadi sedikit aktivitas, sedikit spontanitas, dan apatis.
2.      Pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan
Pengaruh pranatal pada tingkah laku sesudah dilahirkan mendapat banyak 4perhatian para ahli psikologi perkembangan, banyak pula pendapat dan dugaan mengenai masalah tersebut, namun belum ada data yang eksak mengenai hal itu. Salah satu studi yang baik mengenai perkembangan pranatal adalah tulisan Joffe (1969). Lebih dari dua pertiga penelitian Joffe dilakukan terhadap perkembangan hewan.
Telah dikemukakan dimuka bahwa perkembangan biologis manusia terjadi pada saat konsepsi, yaitu pada waktu sel sperma dan ovum lebur menjadi satu. Fase pranatal dibedakan menjadi tiga fase : (1) fase germinal : waktu 2 minggu pertama, (2) fase embrional : waktu 6-8 minggu berikutnya, dan (3) fase fetal : muli minggu ke 8 smpai saat dilahirkan. Waktu kehamilan berlangsung biasanya selama 270 hari atau kurang lebih 40 minggu sesudah hai pertama menstruasi berakhir.
Menurut definisi World Health Organization (WHO,1961) sebutan pra-maturitas atau prematurity dikenakan pada bayi bila berat badan pada waktu dilahirkan kurang dari 2500 gram dan periode kehamilan kurang dari 37  minggu. Pra-maturitas banyak dipandang sebagai salah satu sebab gangguan tingkah laku, meskipun masih banyak pendapat yang simpang siur. Untuk mudahnya pengaruh pranatal tersebut dibedakan antara (1) penngaruh lingkungan (faktor ekstern, ketegangan, kebiasaan subyektif, ketegangan emosi, takhayul) dan (2) sikap ibu.
Dalam hubungan dengan pengaruh pranatal (sebelum dilahirkan), pra-natal (pada waktu dilahirkan), dan post-natal (sesudah dilahirkan) terdapat banyak pendapat dan dugaan. Publikasi Joffes pada tahun 1969 dianggap sebagai hal yang sangat penting dalam penelitian keadaan pra-natal, meskipun banyak mendasarkan dari pada penelitian terhadap hewan.
Perkembangan yang menyimpang pada masa pra-natal dapat dibedakan dalam dua kelompok yang besar, yaitu penyimpangan genetis dan penyimpangan dalam perkembangan. Kesalahan atau penyimpangan genetis timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan genetis timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan pra-natal dapat terjadi setiap saat sesudah konsepsi.


3. Implementasi pendidikan pranatal
Melihat bentuk-bentuk penyimpangan dan pengaruh penyimpangan terhadap perkembangan maka dapat diambil suatu tindakan preventif, misalnya virus campak bisa di cegah dengan memberi suntikan antivirus campak sehingga tidak akan berbahaya lagi. Selain itu harus secara ruti memeriksakan kandungnnya ke dokter atau bidan terdekat agar dapat mengontrol perkembangan janin. Selain itu sekrang ada pendidikan pranatal yaitu baby plus, merupakan sebuah sistem pendidikan auditori bagi bayi yang masih berda didalam kandungan yang terdiri dari 16 seri pembelajaran yang menggunakan suara alami mirip detak jantung ibu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Brent Logan, pelajaran auditori baby plus khusus dirancang untuk menegenalkan bayi kapada proses pembelajaran yang bertahap berdasarkan satu-satunya bahasa yang dapat dipahami oleh bayi sebelum dilahirkan yaitu bahasa detak jantung.


BAB III
PENUTUP


               Bahwa pendidikan pranatal sangat diperlukan untuk menyiapkan anak kita sesudah dilahirkan agar tidak terjadi suatu ketegangan. Dijaman yang sudah modern ini kita sebagai calon orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk calon anak kita sejak awal konsepsi agar anak yang dilahirkan dapat sesuai yang diharapkan walaupun kesempurnaan hanya milik yang kuasa. Masa pranatal merupakan masa yang rentan karena dimasa itu mulai terbentuknya calon manusia yang utuh secara fisik untuk itu agar orang tua menjaga pola makan, ketegangan emosi, dan kesehatan agar pada ketika dilahirkan tidak terjadi apa-apa pada diri sang anak.



DAFTAR PUSTAKA

Izzati, Eka Rita, dkk. Perkembangan Peserta Didik. 2008. UNY Press : Yogyakarta.

Monks, F.J, dkk.  Psikologi Perkembangan. 2004. GADJAH MADA UNIVERSITY Press : Yogyakarta

www.Sekolah Khusus Bayi dalam Kandungan - BabyPlus® Prenatal Education System.htm.com. Diakses pada hari Kamis Tanggal 27 Oktober 2011 Pukul 16.00 WIB.
www.pendidikan-pralahir-prenatal-education181.php.htm.com. Diakses pada hari Kamis Tanggal 27 Oktober 2011 Pukul 16.05 WIB


















0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

......RISA.....